Minggu, 06 Maret 2016

Tanggung Jawab, Mandiri Dan Berprestasi


Memiliki anak yang berprestasi tentu menjadi dambaan bagi orang tua. Apalagi memiliki anak – anak berprestasi sejak kecil. Hal tersebut dapat terwujud apabila prestasi tidak hanya menjadi cita-cita dan usaha orang tua, namun juga menjadi impian dan kerja keras anak sendiri. Bagaimana anak memiliki impian dan usaha berprestasi? Ternyata ada hubungan antara tanggung jawab, mandiri dan prestasi anak.
Kemandirian pada anak meliputi 3 aspek, yaitu kemandirian emosi, bertindak, dan nilai. Anak yang mandiri secara emosi mampu memahami bahwa tidak ada orang yang sempurna termasuk orang tua mereka, sehingga mereka tidak lagi bergantung pada orang tua. Anak mampu menunda keinginan untuk meminta dukungan emosional dari sekitarnya, dan muncul perilaku tanggung jawab atas kemampuan melihat perbedaan pandangan dengan orang tua. Anak mandiri dalam berperilaku dapat menentukan dan memutuskan suatu pilihan, menyadari resikonya, bertanggung jawab atas keputusan yang diambil, dan memilih alternatif pemecahan masalah atas pertimbangan sendiri. Mereka memiliki kekuatan untuk tidak mudah terpengaruh oleh tekanan, dan memiliki rasa percaya diri. Kemandirian nilai pada anak ditunjukkan dengan menyakini nilai-nilai yang abstrak dan bertingkah laku sesuai hal yang ia yakini.
Berdasarkan aspek-aspek di atas, kemandirian menimbulkan motivasi diri yang akan mempercepat perkembangan otaknya dan kepercayaandiri dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Ditunjukkan dengan mampu mengekspresikan diri dengan luwes tanpa malu – malu. Mereka memahami akan kemampuan dan kelebihan yang dimiliki.
Kemandirian anak tidak datang dengan sendirinya, tetapi perlu dilatih. Melatih kemandirian hingga anak menjadi bertanggungjawab dan berprestasi memerlukan kesabaran orang tua. Anak usia pra sekolah ternyata sudah memiliki keinginan untuk mandiri. Bersabar menunggui anak mencoba memakai sepatu adalah lebih baik dari pada sekedar memakaikannya. Orang tua perlu menolong pada saat anak membutuhkan bantuan. Hal tersebut dapat melatih anak mandiri dan menghindarkan dari kegagalan yang konstan.
Anak usia dini sudah bisa dilatih tanggung jawab. Mulai dari mencuci tangan sebelum makan, mengembalikan gelas atau tempat makan ke dapur setelah selesai makan tentu saja berikan peralatan yang tidak mudah pecah, meletakkan pakaian kotor ke tempat cuci, dan merapikan mainannya. Kesempatan seperti ini membuat anak antusias dan mengasah inisiatif ketika mereka memasuki usia sekolah.
Memberikan pilihan kegiatan yang anak sukai di waktu luang setelah jam sekolah juga perlu. Hal tersebut menimbulkan inisiatif untuk melakukan tugas lain secara mandiri di masa depan. Orang tua tentu boleh memberikan masukan.
Merayakan bersama keberhasilan anak sangat diperlukan mengingat anak perlu merasa berhasil melakukan sesuatu. Mulai memberikan pujian atas pencapaiannya, makan es krim favorit, membeli buku kesukaan atau memberi uang sebagai reward. Perlu diingat bahwa orang tua harus menahan diri untuk memberikan hal lebih tanpa usaha. Orang tua dapat mengajarkan bahwa uang dan nilai – nilai lain dapat diperoleh dengan usaha, sehingga anak mengetahui tanggung jawab atas pemberian yang diterimanya dan timbul rasa terima kasih.
Anak usia sekolah yang terbiasa memiliki rutinitas dan tanggung jawab tertentu di rumah akan mampu dan terbiasa disiplin. Mereka lebih mudah mengelola waktu dalam  mengerjakan tugas – tugas belajarnya dan lebih bertanggung jawab, sehingga memunculkan prestasi seperti yang kita dambakan.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar