Jumat, 20 Januari 2023

Praktik Baik Pembelajaran

Cerita Praktik Baik
Penerapan Pembelajaran Berparadigma Pembelajaran Abad 21




Mengapa pembelajaran harus berparadigma abad 21? 
Hallo rekan guru.....
Kali ini saya akan berbagi cerita pengalaman merancang, menerapkan dan mengevaluasi pembelajaran.
Pembelajaran merupakan interaksi antara siswa dan sumber belajar. Sumber belajar yang dimaksud bisa apa saja, asalkan menyediakan informasi berupa sikap, pengetahuan, atau keterampilan.

Sobat guru....
Mengajar di era ini tentunya berbeda dengan mengajar di era kita sekolah. Siswa-siswa kita saat ini menghadapi tantangan zaman yang semakin kompleks. Sudah menjadi kewajiban kita sebagai guru mendampingi pendidikan mereka di sekolah agar siswa-siswa kita siap bersaing di dunia nyata, tidak hanya mereka siap menapaki masa depan mereka, tetapi mengantarkan mereka menjadi manusia yang bisa menciptakan masa depan mereka.

Tuntutan zaman yang semakin kompleks ini, tentu saja membutuhkan persiapan-persiapan agar siswa-siswa kita memiliki kompetensi (kemampuan) yang sesuai dengan kebutuhan zaman. Salah satu bekal yang dapat kita berikan kepada siswa-siswa kita adalah menyediakan pembelajaran yang tepat, sehingga mereka memperoleh pendidikan yang sesuai dengan kebutuhannya. 

Pembelajaran yang tepat diharapkan dapat mengantarkan siswa kita menjadi manusia yang mandiri. Pembelajaran yang mengembangkan secara holistik dalam satu kesatuan kemampuan mereka, baik sikap, pengetahuan, dan keterampilan.

Pembelajaran perlu dirancang sedemikian rupa agar pembelajaran menyenangkan, efektif dan efisien mencapai capaian pembelajaran. Pembelajaran yang demikian diharapkan menjadi pembelajaran yang dirindukan siswa-siswa kita. Tumbuhnya perasaan tertarik untuk belajar ini diharapkan dapat menumpuhkan kecintaan siswa untuk belajar.

Sobat guru...
Disinilah kita perlu merancang pembelajaran yang berparadigma pembelajaran abad 21. Pembelajaran tersebut bercirikan pembelajaran yang berpusat pada siswa, mengakomodasi siswa untuk aktif membangun pengetahuannya agar bermagna, pembelajaran yang menyediakan proses pemecahan masalah sehingga mengembangkan kemampuan mereka untuk berfikir tingkat tinggi (HOTS), dalam taksonomi Blooms berfikir tingkat tinggi dapat berupa kemampuan menganalisis (C4), mengevaluasi (C5), dan kreatif (C6).

Nah, mari kita renungan....
Bagaimana pembelajaran yang selama ini kita rancang dan sajikan untuk dinikmati siswa?
Sudahkan pembelajaran kita mengakomodasi kemampuan-kemampuan yang mereka perlukan di era ini?
Bagaimana antusias dan konsisi siswa saat mengikuti pembelajaran kita? senangkah? semangatkah?
Bagaimana hasil belajar atau kemampuan atau kompetensi yang mereka miliki setelah mengikuti pembelajaran kita? sudah optimalkan? HOTS kah? 4C kah?

Jika sudah, Sobat guru bisa mempertahankan dan meningkatkan kualitasnya. Jika belum, yuk... kita segera memperbaiki diri agar kita dapat mengantarkan siswa-siswi kita menjadi manusia seutuhnya. Sungguh mulia peran kita sebagai guru. Semangat, ya, Sobat guru.....

Kurang lebih selama dua bulan ini, saya merancang, mempraktikkan, dan mengevaluasi pembelajaran dengan paradigma pembelajaran abad 21. Tidak susah, tidak juga mudah.... tetapi saya benar-benar menikmatinya.

Praktik baik ini diharapkan dapat menjadi bahan perenungan bagi kita, sebagai guru untuk terus meningkatkan kualitas pembelajaran dan menjadi salah satu referensi untuk menerapkan pembelajaran berparadigma pembelajaran abad 21.

Terlebih dahulu, terima kasih kepada:
  • Bapak Nopriawan Berkat Asi, S.Si, M.Pd selaku Dosen Pembimbing yang dengan sabar mendampingi kami dalam menyusun praktik baik ini
  • Ibu Riak, M.Pd selaku guru pamong yang juga sabar memberikan nasihat agar praktik baik terlaksanan dengan optimal
  • Bapak Haryono, M.M selaku Kepala Sekolah yang memberi izin untuk mengikuti kegiatan ini
  • Rekan guru yang mensuport keterlaksanaan praktik baik ini
  • dan...... special thaks to.... para siswa yang semangat belajar untuk mengukir masa depan terbaik. Sukses selalu, anak-anak.....

Dalam melakukan praktik baik ini, berbagai tantangan yang dijumpai dapat dilihat dari sisi siswa (nomor 1-4), guru (5-8), maupun sarana prasarana, berikut tantangan yang dihapadi:

  1. Mengupayakan respon positif peserta didik terhadap pembelajaran kimia. Selama ini respon peserta didik rendah sebagai akibat kesulitan memahami materi kimia yang bersifat abstrak.
  2. Mengoptimalkan partisipasi peserta didik. Belum semua peserta didik berpartisipasi aktif dalam pembelajaran.
  3. Mengoptimalkan hasil belajar peserta didik.
  4. Belum semua peerta didik terampil memanfaatkan teknologi guna belajar
  5. Penerapan pembelajaran berparadigma pembelajaran abad 21 yang masih kurang. Pembelajaran selama ini masih berpusat pada guru, dimana guru memanfaatkan sebagian besar waktu untuk ceramah dan driling.
  6. Penyusunan perangkat pembelajaran dengan model pembelajaran berparadigma abad 21 memerlukan banyak waktu. 
  7. Keterampilan dalam menggunakan teknologi guna menyediakan media pembelajaran yang sesuai cukup.
  8. Upaya menyediakan LKPD sebagai tuntunan aktifitas belajar peserta didik membutuhkan kreatifitas dan waktu relatif lama
  9. Gawai sebagai media pembelajaran disediakan secara mandiri kualitasnya belum merata, seperti loading yang relatif lama.
  10. Sarana laboratorium yang belum memadahi untuk melakukan praktikum guna menyelidiki fenomena abstrak.
  11. Laptop yang disesiakan oleh sekolah belum mencukupi untuk seluruh peserta didik dalam satu kelas.

Tantangan yang dihadapi ternyata tidaklah sedikit, strategi untuk menghadapi beragam tantangan tersebut, diantaranya: a) menganalisis karakteristik materi pelajaran, karakteristik siswa dan capaian pelajaran; b) menentukan tujuan pembelajaran; c) memilih pendekatan, metode dan media yang sesuai, d) menyiapkan perangkat pembelajaran termasuk media, sarana-prasarana dan soal evaluasi yang sesuai dengan tujuan pembelajaran, e) melaksanakan pembelajaran; f) melakukan observasi pembelajaran; g) mengevaluasi proses dan hasil pembelajaran; h) merefleksi hasil.

Materi kimia sebagian besar bersifat abstrak, seperti susunan elektron dalam atom, bentuk suatu molekul dan bagaimana atom-atom atau ion-ion terikat satu dengan yang lain dalam sebuah ikatan kimia. Materi kimia seperti ini tidak bisa dipraktikkan dilaboratorium. Untuk memudahkan peserta didik memahami materi pelajaran yang bersifat abstrak, kita perlu menyediakan media yang dapat memvisualisasikan konsep tersebut. Salah satu media tersebut dapat berupa video simulasi. Video simulasi merupakan video interaktif yang dapat disimulasikan oleh siswa untuk membangun pemahaman konsep suatu pengetahuan. dalam pembelajaran ikatan kimia saya memilih simulasi yang disediakan secara online dan terbuka untuk diakses. berikut tautan linknya:
(Terima kasih telah menyediakan sumber belajar bagi kami....😊)

Sobat guru, dalam mengemas pembelajaran yang demikian, tentu saja harus mempertimbangkan apakah siswa yang kita ajar sudah terbiasa menggunakan teknologi? apakah sarana seperti internet dan gawai/laptop/PC tersedia? jika tersedia kita dapat memilih sumber belajar tersebut. 

Dari tantangan yang ada, kita dapat mengoptimalkan partisipasi aktif dalam pembelajaran dilakukan dengan mengemas pembelajaran menggunakan model pembelajaran yang berpusat pada siswa atau sering kita dengar dengan model pembelajaran berparadigma pembelajaran abad 21. Salah satu model pembelajaran tersebut adalah model pembelajaran Problem Based Learning (PBL). PBL merupakan salah satu model pembelajaran yang berbasis pada masalah nyata (yang ada disekitar kehidupan siswa) untuk dicari solusisa secara kolaboratif. PBL memiliki langkah-langkan (sintaks) tertentu. Sintaks PBL ada 5, yaitu:
  1. Sintaks 1, yaitu Orientasi. orientasi merupakan tahap pengenalan masalah kepada siswa. disini, guru hendaknya memilih masalah yang dekat dengan siswa (kontekstual) yang terkait konten materi yang akan kita pelajari. pada langkah orientasi, guru bisa menayangkan gambar, video, dan sumber-sumber bacaan untuk diamati oleh siswa dan dikritisi, misalnya saat kita menayangkan video pembuatan garam dapur, maka akan muncul pertanyaan, mengapa bisa terbentuk kristal garam? apa unit terkecil penyusun garam dapur? bagaimana ikatan kimia yang mengikat unit-unit penyusun garam dapur itu? Pertanyaan-pertanyaan ini lebih baik muncul dari siswa. Pertanyaan yang diperoleh merupakan masalah yang akan diselidiki atau ditemukan solusinya/jawabannya bersama dengan kelompok pada tahap PLB berikutnya (pada tahap 3). Sebelum ke tahap 3, guru terlebih dahulu mengorganisir siswa untuk belajar.
  2. Sintaks 2, yaitu mngorganisasi siswa untuk belajar. pada sintaks ini, guru hendaknya membentuk kelompok kecil secara heterogen. Anggota kelompok yang heterogen dapat dibentuk berdasarkan perolehan hasil belajar materi sebelumnya dibagi secara merata. Bisa juga dengan mempertimbangkan keterampilan prasyarat yang dimiliki siswa yang akan mendukung kelancaran pembelajaran. Seperti siswa yang pandai menggunakan teknologi disebar dalam kelompok-kelompok. Harapannya mereda dapat menjadi tutor sebaya bagi anggota kelompoknya dalam mengoperasikan teknologi.
  3. Sintaks 3, yaitu membimbing penyelidikan. Pada sintaks ini, siswa bekerjasama dalam kelompok untuk mencari solusi atas pertanyaan-pertanyaan yang muncul pada saat orientasi. Data-data dihimpun bersama-sama sebagai bahan analisis untuk menemukan solusi terbaik dan mengevaluasi solusi yang sudah ditetapkan apakah sudah merupakan solusi yang tepat atau tidak.
  4. Sintaks 4, yaitu membuat dan menyajikan hasil. Dari data-data saat melakukan penyelidikan, siswa bersama kelompok membuat solusi atas permasalahan yang ada. Solusi bisa berupa apa saja, bisa dalam pentuk rangkuman yang berisi ide-ide pemecahan masalah, bisa berupa poster, peta konsep, atau produk teknologi, misalnya siswa membuat desain simulasi yang menampilkan ikatan kimia dengan berbantuan scratch. Produk atau solusi yang berhasil dibuat bersama kelompok kemudian disajikan kepada orang lain. Minimal, siswa dapat menyajikan kepada teman sekelasnya dengan cara presentasi, mencobakan produk yang sudah dibuat atau memajang hasil karya. Hasil pemecahan masalah tersebut diharapkan memperoleh komentar, saran dan kritik membangun baik dari guru maupun siswa lain guna memperbaiki hasil.
  5. Sintaks 5, yaitu analisis dan evaluasi proses. pada sintaks ini, siswa melakukan kegiatan yaitu menganalisis proses proses atau kegiatan apa saja yang sudah dilakukan, baik iti kegiatan mental, fisik, psikisnya. apakah kegiatan tersebut sudah membawa keberhasilan dalam mencapai tujuan pembelajaran? bagian mana yang palingmudah dilakukan untuk dipertahankan, dan bagian mana yang paling sulit dilakukan untuk dicari alternatif solusi sehingga mereka dapat memperbaiki kualitas diri dalam pembelajaran berikutnya. 

Dari sintaks PBL tersebut, diharapkan siswa dapat secara aktif mengkonstruksi pengetahuan, sehingga pembelajaran lebih bermakna, serta mampu berfikir tingkat tinggi dengan cara menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah. Aktivitas yang membiasakan siswa untuk berfikir tingkat tinggi/evaluasi/pemecahan masalah ini diharapkan dapat membiasakan diri untuk mengerjakan soal-soal HOTS, bahkan dapat mebiasakan diri siswa untuk terampil dalam menyusun strategi dalam menghadapi permasalahan yang mereka jumpai dalam kehidupan sehari-hari.

WOW..... Keren.....

Yuk lanjut baca halaman berikutnya .......😊


Apa saja sumber daya yang diperlukan untuk mengemas pembelajaran yang demikian? kita perlu menyiapkan beberapa hal berikut:

  • Analisis Capaian pembelajaran dan Alur Tujuan Pembelajaran
  • Modul ajar (untuk kurikulum merdeka) atau RPP (untuk kurikulum 2013)
  • Bahan ajar yang menyediakan materi esensial dan advance material
  • LKPD
  • Video simulasi
  • Slide pembelajaran
  • Rubrik dan soal evaluasi
  • Laptop (gawai.... optional, ya....)
  • Internet
  • Smart proyektor/ LCD
  • Alat pendokumentasi (kamera, HP)

Setelah melakukan perancangan dan persiapannya, kita dapat menerapkannya di kelas. Setelah melakukan pembelajaran sebanyak 4 kali pertemuan, setiap pertemuan 3 JP, diperoleh dampak positif dari praktik baik ini.

1.    Pengelolaan pembelajaran sangat baik diikuti oleh aktivitas belajar peserta didik yang sangat baik pula. Hal tersebut teramati dari hasil observasi dan jurnal pembelajaran.

Adapun kegiatan pengelolaan pembelajaran dan aktivitas belajar siswa yang teramati sebagai berikut:

a.     Pada kegiatan pembuka, kegiatan yang dilakukan meliputi salam, doa, presensi, apersepsi, motivasi, dan informasi tujuan pembelajaran. Kegiatan pembuka dilakukan guru dengan sangat baik.

·         Guru secara luwes melakukan kegiatan pembuka dan jelas dalam memberikan informasi.

·         Apersepsi yang dilakukan sangat sesuai dengan materi pelajaran

·         Advance material disampaikan sebagai informasi manfaat nyata ikatan ionik dan kovalen dalam kehidupan.

·         Motivasi yang dilakukan berupa fisik dan psikis. Siswa semangat bertepuk tangan dan menyimak tayangan video terkait advance material.

·         Guru dapat memaparkan tujuan pembelajaran dengan jelas, peserta didik memahami tujuan pembelajaran.

·         Guru menjelaskan langkah-langkah yang akan dilakukan oleh peserta didik selama pembelajaran dan peserta didik memahaminya.

b.    Kegiatan inti dilakukan guru dengan baik.

Kegiatan inti yang dilakukan sudah sesuai dengan sintaks PBL. Pendidik dapat memandu aktivitas peserta didik dengan baik melalui panduan langsung maupun langkah-langkah yang sudah disediakan di LKPD.

·      Pada sintaks 1, yaitu orientasi masalah telah dilakukan dengan sangat baik dan secara variatif, yaitu dengan menyediakan sumber bacaan, video yang menampilkan konteks nyata dan sesuai konten materi, serta gambar yang sesuai dengan konteks dan konten materi. Siswa berhasil menemukan minimal tiga kata penting dan membuat pertanyaan sebagai permasalahan yang akan dicari solusinya. Pertanyaan yang dibuat perlu diarahkan oleh pendidik agar minimal mencakup semua tujuan pembelajaran.

·      Pada sintaks 2, yaitu mengorganisasi siswa untuk belajar dilakukan dengan sangat baik. Guru telah membentuk lima kelompok beranggotakan empat orang. Anggota kelompok ditetapkan secara heterogen, baik dari segi penguasaan pengetahuan maupun keterampilan menggunakan teknologi. Semua siswa tergabung dalam kelompok dan terlibat aktif dalam diskusi kelompok.

·      Pada sintaks 3, yaitu membimbing penyelidikan, pendidik dapat menjadi fasilitator degan baik. Pengelolaan pembelajaran yang dilakukan pendidik berupa:

ü  Pendidik berkeliling kelompok mengamati, memotivasi, dan memfasilitasi masing-masing kelompok dalam melakukan simulasi dan mengisi LKPD.

ü  Pertanyaan dari peserta didik dijawab dengan pemberian pertanyaan panduan sehingga peserta didik dapat menemukan jawaban sendiri.

ü  Pendidik dengan sigap memberikan solusi atas sarana yang digunakan peserta didik mengalami masalah, seperti gawai yang kurang responsif dan laptop yang segera membutuhkan sumber lisrik dapat teratasi dengan segera.

ü  Dalam membimbing penyelidikan, motivasi berupa pujian diberikan kepada peserta didik atas kemajuan pencapaian belajarnya, sikap pantang menyerah dalam mencari solusi, keterampilan menggunakan teknologi, kemauan melakukan aktifitas secara runtut.

Kegiatan membimbing penyelidikan diiringi aktivitas belajar siswa yang sangat baik pula. Selama kegiatan penyelidikan siswa melakukan aktivitas:

ü  Mental: menganalisis dan mengevaluasi

ü  Menyimak pendapat teman dan mengemukakan pendapat dalam diskusi kelompok

ü  Mengamati video

ü  Menulis isian pada LKPD dengan lengkap

ü  Mengemukakan pendapat

ü  Antusias bekerja sama dalam kelompok

·      Pada sintaks 4, yaitu membuat dan menyajikan hasil dilakukan dengan baik. Peserta didik secara aktif bekerja sama dalam kelompok dalam membuat peta konsep rancangan desain serta produk teknologi berupa simulasi ikatan kimia. Produk yang buat siswa menarik dan sesuai dengan konsep ikatan kimia. Pada pembuatan simulasi baik ikatan ionik maupun kovalen, tidak semua peserta didik terlibat langsung membuat produk simulasi. Hal tersebut dikarenakan tidak semua peserta didik memiliki keterampilan yang baik dalam mengoperasikan scratch. Siswa yang tidak terlibat langsung memberikan masukan terhadap produk yang dibuat agar produk sesuai desain. Guru dapat mengakomodasi peserta didik untuk berani memaparkan hasil pemecahan masalah. Keterlibatan peserta didik pada aksi 2 lebih baik dibandingkan pada aksi 1. Hal tersebut dikarenakan ada pembagian tanggungjawab kepada setiap kelompok untuk secara bergiliran baik memaparkan hasil maupun memberikan pendapat terhadap hasil paparan teman. Produk yang dibuat semua kelompok menarik. Satu kelompok perlu perbaikan pada penyajian konsep ikatan ionik pada simulasi yang telah dibuat.

·      Pada sintaks 5, yaitu analisis dan evaluasi proses dilakukan dengan sangat baik. Guru memfasilitasi kegiatan ini dengan memberikan pertanyaan panduan pada LKPD untuk diisi peserta didik. Siswa merespon positif dengan aktif menganalisis proses belajarnya serta mengevaluasi dengan cara memberikan saran pada diri sendiri guna mengatasi hal yang masih sulit dilakukan.

c.       Kegiatan penutup dilakukan guru dengan sangat baik.

Kegiatan penutup yang dilakukan berupa kesimpulan, refleksi, evaluasi, rencana tindak lanjut pembelajaran, doa dan salam penutup.

·       Guru dapat memandu siswa untuk menyimpulkan hasil pembelajaran dengan memberikan pertanyaan lisan sesuai tujuan pembelajaran. Siswa secara aktif menjawab pertanyaan guru.

·       Soal evaluasi yang dikerjakan siswa relevan dengan tujuan dan langkah – langkah pembelajaran. Pada aksi 1, peserta didik masih bertanya bagaimana cara menjawab, guru memberikan tuntunan dengan meminta siswa  mengingat kembali cara mengevaluasi pada aktivitas sintaks ketiga.

·        Guru juga menyampaikan rencana tindak lanjut dengan jelas, sehingga siswa memahami kegiatan pembelajaran berikutnya. Pembelajaran direspon peserta didik dengan baik. siswa merasa senang mengikuti pembelajaran dan teramati dengan acungan jempol semua peserta didik.

Secara keseluruhan, pengelolaan pembalajaran yang dilakukan guru sangat baik, perlu pengelolaan waktu yang lebih baik agar setiap kegiatan dalam pembelajaran selesai tepat waktu. Aktivitas belajar siswa selama pembelajaran juga sangat baik, menunjukkan siswa terlibat aktif melakukan setiap kegiatan baik mental, fisik, maupun emosionalnya.  

2.      Respon positif siswa baik.

Respon siswa teramati dari reaksi (keingintahuan dan rasa senang) siswa selama pengikuti pembelajaran. Dari hasil angket yang diisi oleh peserta didik dapat diketahui bahwa siswa merespon positif terhadap pembelajaran, yaitu:

ü  Pembelajaran menyenangkan dan menantang, namun tidak membuat tertekan

ü  LKPD yang disediakan menarik

ü  Pembelajaran mengembangkan kemampuan komunikasi, menemukan ide-ide baru, keterampilan menggunakan teknologi.

Sedangkan respon pendidik dalam pemelajaran merupakan kegiatan pendidik dalam menyediakan bimbingan kepada siswa yang membutuhkan, baik bimbingan individu maupun kelompok serta mendorong peserta didik untuk terlibat aktif dalam pembelajaran, seperti berani mengemukakan pendapat dalam diskusi maupun presentasi.

3.      Komunikasi dalam pembelajaran baik. kita sebagai guru dapat menyampaikan informasi menggunakan kalimat yang mudah dipahami dan suara terdengar jelas. Komunikasi dalam pembelajaran terjadin dua arah, baik dari pendidik kepada siswa atau sebaiknya dan sesama siswa dalam kelompok.

4.      Hasil belajar ikatan kimia dalam kategori baik.

Setelah melakukan pembelajaran diperoleh 100% siswa memiliki hasil belajar sikap pada kategori sangat baik. Sikap yang diamati merupakan sikap menerima (tingkatan taksonomi Bloom: A1), yaitu mengikuti langkah-langkah kegiatan sesuai LKPD. Hasil belajar ranah pengetahuan diperoleh 10% pada kategori cukup, 60% pada kategori baik, dan 30% pada kategori sangat baik dengan rerata 84,17. Hasil belajar ranah keterampilan juga pada kategori baik, yaitu 70% siswa dalam kategori baik dan 30% peserta didik pada kategori sangat baik dengan rerata 84,58%.

Dari dampak aksi yang dipaparkan di atas dapat disimpulkan bahwa praktik baik yang disusun sedemikian rupa dan terapkan dalam pembelajaran sebanyak 4 kali pertemuan  menghasilkan pembelajaran yang efektif, dimana pengelolaan pembelajaran menjadi sangat baik, proses komunikatif antara guru dan siswa sangat baik,pembelajaran direspon positif oleh siswa, dan siswa berpartisipasi aktif dalam belajar dan hasil belajar yang diperoleh juga optimal.

💪💪 Karena saya puas dampak yang ditimbulkan dari praktik baik ini, maka saya masih lanjut menulis ceritanya........ SEMANGAT......😊


Keberhasilan dalam menyusun dan melaksanakan praktik baik ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya: adanya analisis capaian pembelajaran, pemilihan pendekatan, model, dan media pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan peserta didik dan karakteristik tujuan pembelajaran, Guru menyediakan LKPD berbasis sintaks PBL yang sangat baik dan dapat menuntun langkah-langkah pembelajaran secara runtut dan memandu siswa dalam melakukan keseluruhan aktivitas belajar, Guru menyediakan video simulasi yang dapat mempermudah pemahaman terhadap materi pelajaran yang bersifat abstrak, Guru membiasakan peserta didik untuk menganalisis dan mengevaluasi selama proses pembelajaran, sehingga peserta didik terbiasa menghadapi soal uraian pada level analisis dan evaluasi, Guru menyediakan kegiatan yang menantang dan terjangkau kepada peserta didik sehingga peserta didik termotivasi untuk menyelesaikan aktivitas, Guru dapat mengelola kelas dengan baik, sehingga setiap individu mendapatkan perhatian sesuai kebutuhannya, sarana dan prasarana yang memadai, seperti ketersediaan laptop yang mencukupi memperlancar pembelajaran, adanya kerjasama yang baik dengan teman sejawat, adanya dukungan dari Kepala Sekolah, dan adanya bimbingan dari Dosen dserta Guru Pamong

Praktik baik yang berhasil disusun ternyata mendapatkan respon positif dari rekan-rekan guru. Mereka menyatakan bahwa pendekatan, model dan media pembelajaran yang dipilih sesuai dengan pengembangan kemampuan peserta didik era ini, kegiatan diskusi melibatkan siswa aktif belajar, apresiasi yang diberikan pendidik kepada peserta didik setelah mencapai kemajuan menumbuhkan suasana pembelajaran yang menyenangkan, simulasi yang disediakan sangat bermanfaat mempermudah siswa memvisualisasikan konsep, LKPD yang disusun pendidik sangat detil dalam memberikan tuntunan kepada peserta didik secara bertahap, pembelajaran menumbuhkan kreatifitas siswa karena berhasil membuat produk simulasi berbasis teknologi dan relevan dengan era siswa saat ini.


Setelah merancang, melaksanakan , menganalisis dan mengevaluasi hasil serta merefleksi keseluruhan proses, saya sebagai guru mendapatkan pembelajaran, bahwa dalam mengemban profesi guru, kita perlu kompeten baik dari sisi pribadi, sosial, profesional, dan pedagogik. Kompetensi pribadi yang baik akan dapat menumbuhkan suasana pembelajaran yang baik pula, dimana pendidik menjadi teladan dalam pemikiran, perkataan, dan perbuatan. Kompetensi sosial guru yang baik dapat menumbuhkan suasana kelas yang baik pula, karena guru dapat menciptakan hubungan yang harmonis dengan peserta didik. Hubungan sosial yang baik dengan rekan sejawat seperti saling membantu dalam mengobservasi dan mengevaluasi pembelajaran secara tidak langsung dapat meningkatkan kualitas pembelajaran. Kompetensi profesional guru sangat mempengaruhi kualitas pembelajaran, dimana guru harus menguasai konten dan konteks materi pelajaran yang akan dipelajari siswa. Dengan penguasaan terhadap materi pelajaran, pkita dapat memilih pendekatan, model, dan media yang sesuai dengan materi pelajaran, dan yang terakhir, kompetensi pedagogik yang baik diperlukan guru untuk mengemas pembelajaran dengan tepat. Penguasaan terhadap model-model pembelajaran era abad 21 dan penguasaan teknologi sebagai media pembelajaran sangat diperlukan untuk memberikan kondisi belajar peserta didik yang menyenangkan, menantang, dan menumbuhkan kemampuan yang relevan dengan tuntutan zaman.

Bagaimana perasaan Sobat Guru setelah menyimak cerita ini.....

Saya sendiri tidak menyangka, bahwa praktik baik ini ternyata memberikan dampak yang sangat baik untuk peningkatan kualitas pembelajaran.

Sedikit iklan ya.....

hal yang membuat saya puas mengajar adalah ketika siswa dengan semangat menemukan pengetahuannya sendiri, lalu mereka bilang.... "Buuuuu..... jadi begini ya....... " tanpa kita harus menerangkan panjang lebar. Dengan aktivitas yang tepat, tidak menutup kemungkinan, sesuatu yang tadinya dianggap sulit, ternyata mereka bisa menemukannya sendiri.....

Bahagia bukan??????😄


Menyadari betapa pentingnya pembelajaran yang demikian, maka kita dapat menyusun rencana tindak lanjut dari praktik baik ini. Kita dapat meningkatkan kualitas pembelajarn secara berkelanjutan dengan melakukan beberapa hal berikut:

1.     Menelaah cakupan materi pelajaran agar sesuai dengan kompetensi atau capaian pembelajaran peserta didik dan dapat merancang pembelajaran yang kontekstual, bermakna dan efektif.

2.    Mempertahankan serta meningkatkan efektifitas pembelajaran dengan konsisten menerapkan pendekatan, model dan media pembelajaran yang sesuai dengan karakterstik tujuan pembelajaran dan kemampuan peserta didik, serta pembelajaran yang mengembangkan keterampilan abad 21.

3.    Menyajikan pembelajaran yang menyediakan proses serta evaluasi yang mengembangkan kemampuan berfikir tingkat tinggi (HOTS) atau kategori berfikir analisis (C4), evalusi (C5), dan kreatif (C6).

4.     Menyediakan media pembelajaran yang menarik, inovatif, dan interaktif agar dapat mempermudah peserta didik dalam mengkonstruksi pengetahuan dan pembelajaran lebih menyenangkan, seperti menyusun LKPD elektronik berbasis sintaks pembelajaran yang dipilih.

5.     Memperbaiki rencana pelaksanaan pembelajaran atau modul ajar agar secara rinci memperlihatkan keterkaitan model, pendekatan, kompetensi yang akan dicapai peserta didik secara jelas, sebagai contoh:

Modul ajar mencakup bagian-bagian berikut:

a.       Identitas

b.      Capaian Pembelajaran

c.       Alur Tujuan Pembelajaran dan Kriteria Ketercapaian Tujuan Pembelajaran

d.      Tujuan Pembelajaran

e.    Informasi materi pelajaran yang menyajikan materi esensial dan advance material), pendekatan, model, metode, sumber dan media pembelajaran yang relevan dengan paradikma pembelajaran abad 21.

f.      Langkah-langkah kegiatan menyajikan informasi aktivitas pembelajaran secara runtut dan rinci. Setiap aktivitas dibubuhkan keterangan spesifik terkait bagian pendekatan yang diintegrasikan, pengembangan kompetensi yang dituju dan halaman LKPD yang digunakan. Setiap aktivitas agar disertakan waktu yang dibutuhkan agar pembelajaran dapat berlangsung efisien (tepat waktu).Langkah-langkah pembelajaran memuat minimal bagian pembuka (berisi salam, doa, presensi, apersepsi, motivasi dan tujuan pembelajaran), bagian inti memuat langkah langkah sesuai sintaks model yang dipilih, bagian penutup (memuat evaluasi, kesimpulan, refleksi, RTL, doa dan salam penutup)

g.    Evaluasi disertakan secara detil baik evaluasi proses maupun hasil belajar. Evaluasi disesuaikan dengan model pembelajaran yang digunakan dan mengacu pada kompetensi yang telah ditetapkan untuk dicapai.

6.    Melakukan penilaian autentik melalui penilaian proses dan hasil belajar, diikuti dengan meningkatkan keterampilan dalam menyusun instrumen baik itu observasi, rubrik, maupun tes dan meningkatkan keterampilan mengobservasi peserta didik.

7.   Menjadi pembelajar sepanjang hayat, yang selalu terbuka terhadap pengetahuan baru dan kemajuan teknologi agar dapat mendampingi kemajuan belajar peserta didik sesuai dengan tuntutan zaman.


Sobat Guru.... begitu mulianya profesi kita sebagai seorang guru, maka mari kita memanfaatkan kesempatan yang Allah berikan ini untuk terus mengembangkan diri kita agar kita dapat mengantarkan siswa siswi kita menjadi manusia Indonesia seutuhnya.

Selamat menjadi guru.....😍

Tidak ada komentar:

Posting Komentar